Kamis, 15 Desember 2011

INFEKSI SALURAN KEMIH


Tugas : makalah
Dosen pengampuh : Ns. Alawiah edja, s.kep

INFEKSI SALURAN KEMIH
 

OLEH

   DIAN KASRAINI  (13010001)                             ROSNAYANTI BAZIHI   (13010008)
   MUJIANTO     (13010003)                                   RAHMAWATI         (13010010)
   LAHERU    (13010007)                                        DESI PURNAMAWATI     (13010011
   SAMIDA     (13010008)                                        SATRIA      (13010012)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES I S T BUTON
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012



KATA PENGANTAR


Puji dan syukur saya  panjatkan kehadirat Allah, S.W.T karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas makalah yang berjudul INFEKSI SALURAN KEMIH dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Dengan tugas makalah ini diharapkan dapat memperlancar proses perkuliahan khususnya pada mata kuliah KEPERAWATAN DEWASA, sehingga kita nantinya dapat mengembangkan potensi diri kearah yang lebih maju.

Semua itu tak lepas dari bimbingan dari dosen pembimbing serta bantuan dan kerjasama dari teman-teman, untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih, karena masukan tersebut merupakan suatu sumbangan yang berguna bagi penyempurnaan makalah ini.

Tak ada gading yang tak retak, saya menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini dikarenakan masih dangkalnya ilmu dan salah satu sifat alami manusia yaitu tidak pernah lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu  untuk memperbaiki diri dalam pembuatan makalah yang akan dating.


                                                                                    Bau-bau, Desember 2011
                                                                                                             Penulis,



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR …………………………………………………………….    i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………    ii
BAB I PEMBAHASAN
1.    Konsep medis ……………………………………………………………    1
A.   Definisi ……………………………………………………………….     1
B.   Etiologi ……………………………………………………………….     2
C.   Manifestasi klinis ……………………………………………………     3
D.   Patofisiologi …….……………………………………………………     4
E.   Penyimpangan KDM .……………………………………………….    5
F.    Penatalaksanaan  ……………………………………………………   6
G.   Pencegahan …………….……………………………………………   7
BAB II RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1.    Diagnosa keperawatan …………………………………………………    9
2.    Intervensi keperawatan ……………………………………………….    10



BAB I
PEMBAHSAN
1.    KONSEP MEDIS

A.   Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.

B.   Etiologi
Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling sering ditemukan adalah Eschericia coli, (80% kasus). E.Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juda dapat menyebabkan infeksi saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas, Enterokokus dan Staphylokokus.
Ø  ISK uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli
Ø  ISK complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus dan Klebsiela.
ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan sebagai berikut :
Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia lanjut kemungkinan terjadinya batu, lebih besar dari pada usia muda). Refleks vesiko urethral obstruksi paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih menetap, serta prostatitis menahun.
Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK. Mikroorganisme yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada wnaita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada organ yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh virus, ragi dan jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hematpragik. Sistitis hemoragik dapat juga disebabkan oleh schistosoma hematobim yang termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.
C.   Manifestasi Klinis
Infeksi bakteri ke gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai berikut:
·         Pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasnaya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik.
·         Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang
ISK yang bergejala, gejala pada masing-masing orang tidak sama. Gejalanya antara lain:
·         Sakit di perut bagian bawah, diatas tulang kemaluan
·         Kencing sakit terutama pada akhir kencing
·         Anyang-anyangan atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing lagi walaupun bila dicoba untuk berkemih tidak ada air kemih yang keluar.
·         Sering berkemih
·         Jika infeksi sudah berlanjut, bisa demam
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersnagkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
D.   Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam slauran kemih dapat melalui :
·         Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi tersebut.
·         Hematogen
·         Linfogen
·         Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan asending, tetapi dari kedua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Infeksi asending dapat terjadi mulai dari kolonisasi uretra dan daerah introitus vagina, masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam kandung kemih dan pertahanan kandung kemih kemudian naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.infeksi ini sebagai sistisis, dapat terbatas di kandung kemih saja/dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah/getah bening, tetapi ini jarang terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibatkan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal ini dapat mennyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal/hidronefrosis. Di samping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan uretra.

E.    Penyimpangan KDM/Pathway






F.    Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat, diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian bawah cukup diobati dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK rekuren. Yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan anatomi.
Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam, misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Pemakaian antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Penggunaan medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin), trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini. Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat infeksi.
Pemakaian obat pada usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
v  Gangguan absorbsi dalam alat pencernaan
v  Interansi obat
v   Efek samping obat
v   Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang ekskresinya melalui ginjal
Resiko pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
1. Efek nefrotosik obat
2. Efek toksisitas obat
G.   Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah infeksi saluran kemih ini, antara lain :
v  Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
v  Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
v  Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
v  Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
v  Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena ISK:
v  Salah cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing, bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
v  Kebiasaan menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
v  Tidak kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra penuh. Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti kencing skait dan anyang-anyangan
v  Penyakit kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin bisa cepat berobat.
v  Batu di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.









BAB II
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1.    Diagnosa Keperawatan

1.       Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2.       Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3.       Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual dan muntah
4.       Resti infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan kateter, retensi urin.
5.       Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.