Tugas : makalah
Dosen pengampuh : Ns. Alawiah edja, s.kep
INFEKSI SALURAN KEMIH
OLEH
DIAN
KASRAINI (13010001) ROSNAYANTI BAZIHI (13010008)
MUJIANTO
(13010003) RAHMAWATI (13010010)
LAHERU
(13010007) DESI PURNAMAWATI (13010011
SAMIDA (13010008) SATRIA
(13010012)
PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES
I S T BUTON
TAHUN
AKADEMIK 2011 / 2012
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah, S.W.T karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas makalah yang berjudul INFEKSI SALURAN KEMIH dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dengan tugas makalah ini diharapkan dapat
memperlancar proses perkuliahan khususnya pada mata kuliah KEPERAWATAN DEWASA,
sehingga kita nantinya dapat mengembangkan potensi diri kearah yang lebih maju.
Semua itu tak lepas dari bimbingan dari
dosen pembimbing serta bantuan dan kerjasama dari teman-teman, untuk itu saya
mengucapkan banyak terima kasih, karena masukan tersebut merupakan suatu
sumbangan yang berguna bagi penyempurnaan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, saya
menyadari banyak kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan makalah ini
dikarenakan masih dangkalnya ilmu dan salah satu sifat alami manusia yaitu
tidak pernah lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, dengan penuh
kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu untuk memperbaiki diri dalam pembuatan
makalah yang akan dating.
Bau-bau,
Desember 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… ii
BAB I PEMBAHASAN
1. Konsep
medis …………………………………………………………… 1
A. Definisi
………………………………………………………………. 1
B. Etiologi
………………………………………………………………. 2
C. Manifestasi
klinis …………………………………………………… 3
D. Patofisiologi
…….…………………………………………………… 4
E. Penyimpangan
KDM .………………………………………………. 5
F. Penatalaksanaan …………………………………………………… 6
G. Pencegahan
…………….…………………………………………… 7
BAB II RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa
keperawatan ………………………………………………… 9
2. Intervensi
keperawatan ………………………………………………. 10
BAB
I
PEMBAHSAN
1. KONSEP MEDIS
A.
Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi
sepanjang saluran kemih, terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi
suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang
ditunjukkan pada manifestasi bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah berkembangnya
mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.
B. Etiologi
Organisme penyebab infeksi tractus urinarius yang paling
sering ditemukan adalah Eschericia coli, (80% kasus). E.Coli merupakan penghuni
normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juda dapat menyebabkan infeksi
saluran perkemihan adalah : Golongan Proteus, Klebsiela, Pseudomonas,
Enterokokus dan Staphylokokus.
Ø
ISK
uncomplicated (simple)
ISK yang sederhana yang terjadi pada penderita dengan
saluran kencing baik anatomi maupun fungsionil normal. ISK sederhana ini pada
usia lanjut terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya mengenai
mukosa superfisial kandung kemih. Penyebab kuman tersering (90%) adalah E.Coli
Ø
ISK
complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kuman
penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering resisten terhadap beberapa
macam antibiotik, sering terjadi bakteriemia, sepsis, dan syok. Penyebab kuman
pada ISK complicated adalah Pseudomonas, Proteus dan Klebsiela.
ISK complicated terjadi bila terdapat keadaan-keadaan
sebagai berikut :
Kelainan abnormal saluran kemih, misalnya batu (pada usia
lanjut kemungkinan terjadinya batu, lebih besar dari pada usia muda). Refleks
vesiko urethral obstruksi paraplegi, atoni kandung kemih, kateter kandung kemih
menetap, serta prostatitis menahun.
Bermacam-macam mikroorganisme dapat menyebabkan ISK.
Mikroorganisme yang paling sering adalah bakteri aerob. Saluran kemih normal
tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, karena itu urin dalam ginjal dan
buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada
wnaita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin kurang pada organ yang
mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK juga dapat disebabkan oleh
virus, ragi dan jamur.
Penyebab terbanyak adalah Gram-negatif termasuk bakteri yang
biasanya menghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari Gram
negatif ternyata E.Coli menduduki tempat teratas, yang kemudian diikuti oleh
Proteus, Klebsiela, Enterobacter, dan Pseudomonas.
Virus juga sering ditemukan pada urin tanpa ada gejala ISK
akut. Adenovirus tipe 11 dan 12 diduga sebagai penyebab sistitis hematpragik.
Sistitis hemoragik dapat juga disebabkan oleh schistosoma hematobim yang
termasuk golongan cacing pipih. Candida merupakan jamur yang paling sering
menyebabkan ISK terutama pada pasien dengan kateter, pasien DM atau yang
mendapat pengobatan dengan antibiotik spektrum luas. Candida yang paling sering
ialah Candida albicans dan Candida tropicalis. Semua jamur sistemik dapat
menulari saluran kemih secara hematogen.
C. Manifestasi Klinis
Infeksi bakteri ke gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan
pada sebagian pasien tanpa gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria,
polakisuria dan terdesak kencing yang biasanya terjadi bersamaan. Nyeri
suprapubik dan daerah pelvis juga ditemukan. Polakisuria terjadi akibat kandung
kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa yang meradang
sehingga sering kencing. Stranguria, tenesmus, nokturia, sering juga ditemukan
enuresis nokturnal sekunder, prostatismus, nyeri uretra, kolik ureter dan
ginjal.
Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang
terinfeksi sebagai berikut:
·
Pada
ISK bagian bawah, keluhan pasien biasnaya berupa rasa sakit atau rasa panas di
uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak
di daerah suprapubik.
·
Pada
ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah,
demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang
ISK yang bergejala, gejala pada masing-masing orang tidak
sama. Gejalanya antara lain:
·
Sakit
di perut bagian bawah, diatas tulang kemaluan
·
Kencing
sakit terutama pada akhir kencing
·
Anyang-anyangan
atau kencing tidak tuntas dan rasa masih ingin kencing lagi walaupun bila
dicoba untuk berkemih tidak ada air kemih yang keluar.
·
Sering
berkemih
·
Jika
infeksi sudah berlanjut, bisa demam
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena
tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang
yang bersnagkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi
kronis.
D. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam slauran kemih dapat melalui
:
·
Penyebaran
endogen yaitu kontak langsung dari tempat infeksi tersebut.
·
Hematogen
·
Linfogen
·
Eksogen
sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistiskopi
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan
asending, tetapi dari kedua cara ini asendinglah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah atau pasien yang sementara mendapat pengobatan imunosupresif. Infeksi
asending dapat terjadi mulai dari kolonisasi uretra dan daerah introitus
vagina, masuknya mikroorganisme dalam kandung kemih, multiplikasi bakteri dalam
kandung kemih dan pertahanan kandung kemih kemudian naiknya bakteri dari
kandung kemih ke ginjal.
Pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai
kandung kemih melalui uretra.infeksi ini sebagai sistisis, dapat terbatas di
kandung kemih saja/dapat merambat ke atas melalui uretra ke ginjal. Organisme
juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah/getah bening, tetapi ini jarang
terjadi. Tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat
mengeluarkan bakteri yang ada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
Obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih
mengakibatkan penimbunan cairan, bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. Hal
ini dapat mennyebabkan atrofi hebat pada parenkim ginjal/hidronefrosis. Di
samping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih sering disertai refluk
vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. Penyebab umum obstruksi adalah jaringan
parut ginjal dan uretra, batu saluran kemih, neoplasma, hipertrofi prostat,
kelainan kongenital pada leher kandung kemih dan uretra serta penyempitan
uretra.
E. Penyimpangan
KDM/Pathway
F. Penatalaksanaan
Pasien dianjurkan banyak minum agar diuresis meningkat,
diberikan obat yang menyebabkan suasan urin alkali jika terdapat disuria berat
dan diberikan antibiotik yang sesuai. Biasanya ditujukan untuk bakteri
Gram-negatif dan obat tersebut harus tinggi konsentrasinya dalam urin. Wanita
dengan bakteriuria asimtomatik atau gelaja ISK bagian bawah cukup diobati
dengan dosis tunggal atau selama 5 hari. Kemudian dilakukan pemeriksaan urin
porsi tengah seminggu kemudian, jika masih positif harus dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.
Pada pria, kemungkinan terdapat kelainan saluran kemih lebih
besar, sehingga sebaiknya diberikan terapi antibiotik selama 5 hari, bukan
dosis tunggal dan diadakan pemeriksaan lebih lanjut. Terdapat 2 jenis ISK
rekuren. Yang paling sering adalah kuman baru pada setiap serangan, biasanya
pada wanita dengan gejala sistitis akut rekuren atau pasien dengan kelainan
anatomi.
Pasien diminta banyak minum agar sering berkemih dan
dianjurkan untuk minum antibiotik segera setelah berhubungan intim. Pada kasus
sulit dapat diberikan profilaksis dosis rendah sebelum tidur setiap malam,
misalnya nitro furantoin, trimetroprim dan sulfametoksazol, biasanya 3-6 bulan.
Pemakaian
antimicrobial jangka panjang menurunkan resiko kekambuhan infeksi. Penggunaan
medikasi yang umum mencakup: sulfisoxazole (gastrisin),
trimethoprim/sulfamethoxazole (TMP/SMZ, bactrim, septra), kadang ampicillin
atau amoksisilin digunakan, tetapi E. Coli telah resisten terhadap bakteri ini.
Pyridium, suatu analgesic urinarius jug adapt digunakan untuk mengurangi ketidaknyamanan
akibat infeksi.
Pemakaian obat pada
usia lanjut perlu dipikirkan kemungkina adanya:
v Gangguan
absorbsi dalam alat pencernaan
v Interansi
obat
v Efek samping obat
v Gangguan akumulasi obat terutama obat-obat yang
ekskresinya melalui ginjal
Resiko
pemberian obat pada usia lanjut dalam kaitannya dengan faal ginjal:
1. Efek nefrotosik obat
1. Efek nefrotosik obat
2. Efek toksisitas
obat
G. Pencegahan
Ada beberapa upaya yang dapat anda lakukan untuk mencegah
infeksi saluran kemih ini, antara lain :
v
Munumlah
banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
v
Segera
buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
v
Jika
membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
v
Periksa
air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan dpaat
segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
v
Jangan
terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
Berikut faktor risiko yang membuat seseorang bisa terkena
ISK:
v
Salah
cebok. Kurang menjaga kebersihan dan kesehatan daerah seputar saluran kencing,
bisa memicu ISK. Apalagi dengan cara cebok seperti iniu sama saja menarik
kotoran ke daerah vagina atau saluran kencing.
v
Kebiasaan
menahan kencing. Pada perempuan, jika menahan kencing, uretra jadi semakin
pendek dan memungkinkan kuman masuk ke dalam saluarn kencing. Sedangkan pada
pria , meski dia menahan kencing, uretranya tetap panjang.
v
Tidak
kencing sebelum melakukan hubungan seks. “Hal ini menyebabkan uretra penuh.
Jika uretranya pendek, terkena gesekan saat berhubungan seks, bisa menyebabkan
kuman-kuman gampang terdorong masuk ke saluran kencing dan mengakibatkan
infeksi yang disebut sistitis, jelas Sugi. Hal ini banyak terjadi pada pasangan
yang baru menikah, karena itu disebut honeymooners cystitis. Keluhannya seperti
kencing skait dan anyang-anyangan
v
Penyakit
kelamin. Yaitu berhubungan seksual dengan orang yang punya penyakit kelamin
seperti penyakit kencing nanah. Hal ini akan menyebabkan infeksi pada uretra
dna menghasilkan nanah. Karena itu disebut kencing nanah. Kadang-kadang pada
perempuan tidak terlihat gejalanya, tidak seperti pada pria. Pada pria 3-4 hari
setelah terkena penyakit kelamin, gejalanya bisa terasa dan terlihat, seperti
sakit dan mengeluarkan nanah. Karena itu pria yang terkena penyakit kelamin
bisa cepat berobat.
v
Batu
di daerah saluran kencing. Keberadaan batu di saluran kencing bisa menjadi
fokus infeksi dan menyebabkan infeksi berulang. “Misalnya ada infeksi berulang
pada slauran kencing, kemungkinan disebabkan adanya infeksi di batu di saluran
kencing. Batu tersebut dan bisa menjadi sumber infeksi dan sumber kuman.
BAB
II
RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan
inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain.
2.
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan
obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
3.
Gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
gastrointestinal : uremia, anoreksia, mual dan muntah
4.
Resti
infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan kateter, retensi urin.
5.
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi,
prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber
informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar